post image
KOMENTAR

Yang digugat adalah perusahaan Jepang. Yang ada uangnya. Yang di masa penjajahan selama 35 tahun itu beroperasi di Korsel.

Hampir 300 perusahaan Jepang berbisnis di Korsel saat itu. Tepatnya: diperintahkan untuk berbisnis di sana. Pembuatan senjata, peluru dan kendaraan angkutan militer dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Sebagian dari mereka masih jaya sampai hari ini. Bahkan menjadi perusahaan global terkemuka. Seperti Nippon Steel, Mitsubishi Heavy Industries dan Sumitomo Metal Works.

Yang membuat Jepang sewot adalah: gugatan itu tidak akan ada habis-habisnya. Wanita yang belum menggugat akan menyusul. Sudah ada yurisprudensinya. Pasti menang.

Yang menambah gusar Jepang adalah: politisi Korsel memanfaatkan itu untuk pemilu legislatif tahun depan.

Maka Jepang kali ini pun tumben.

Balasan mematikan dilakukan.

Samsung bukan Huawei.

Tidak bisa bilang “ora pateken”. Sejenis bahasa Betawi untuk “emangnye gue pikirin”.

Tidak bisa juga membalas apa-apa.

Jepang adalah penguasa dunia untuk tiga jenis kimia yang dilarang dikirim ke Korsel itu:

1. Fluorinated polyamide, bahan baku untuk membuat layar HP atau televisi. Jepang menguasai 90 persen pasokan dunia.

2. Photosensitising agent resist. Salah satu bahan memproduksi chips. Otaknya HP. Jepang juga menguasai 90 persen pasokan dunia.

3. Hydrogen fluoride untuk membersihkan chips. Jepang menguasai 70 persen pasokan dunia.

Raksasa-raksasa Korsel kena “Achilles heel”-nya.

Tit-for-tat yang dilakukan Jepang ini fokus, efektif, dan langsung mematikan.

Memang perusahaan Jepang sendiri juga terkena. Yang memproduksi tiga jenis kimia itu. Mereka juga kehilangan sebagian pasarnya. Harga saham perusahaannya langsung turun 2 persen.

Tapi harga saham Samsung dan LG merosot lebih parah lagi.

Apalagi ini bukan problem yang bisa diselesaikan dalam hitungan hari. Atau minggu. Ini akan menjadi masalah rumit bagi raksasa seperti Samsung dan LG.

Pemerintah Korsel sendiri tidak akan bisa banyak berbuat. Demikian juga Samsung.

Itu menyangkut putusan pengadilan. Sudah final pula. Yang di negara demokrasi tidak bisa dicampuri.

Ekspor Samsung bisa langsung terjun bebas. Padahal drum chips buatan Samsung menguasai 70 persen pasar drum chip dunia. Mencapai lebih Rp 1.000 triliun.

Tapi publik di Korsel sulit dikendalikan. Ini bukan lagi persoalan Samsung atau LG. Ini sudah persoalan harga diri bangsa. Dari bekas negara jajahan ke penjajahnya.

Rakyat Korsel marah.

Mereka juga melakukan tit-for-tat. Dengan cara mereka sendiri. Melancarkan gerakan boikot barang Jepang.


Seragam Baru

Sebelumnya

Merdeka Huey

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway