Kata-kata itu membuat pamornya naik kembali.
Perkembangan di Hongkong memang diikuti secara intensif di Taiwan. Apakah kalau menyatu dengan Tiongkok kelak juga seperti Hongkong. Apakah tidak sebaiknya minta merdeka sepenuhnya.
Dengan minta dukungan Trump. Atau ada pilihan lain. Misalnya: satu negara tiga sistem.
Trump tampaknya akan terus memainkan Taiwan. Apalagi sudah terbukti: Perang bisa membuat Capres incumben menang pemilu.
Terutama di saat incumben lagi merosot popularitasnya.
Tiongkok juga terus meningkatkan latihan perangnya. Di Selat Taiwan. Mulai dari Ningpo di Zhejiang Utara sampai Xiamen di Fujian selatan.
Pasukan ampibi Tiongkok ambil bagian terbesar.
Perang itu sudah sampai di New York duluan. Dalam bentuk saling demo. Berhadapan. Antara orang Tionghoa Amerika sendiri. Antara yang pro Beijing dan promerdeka.
Dua minggu lalu saya mampir China Town New York. Saya sering makan Vietnam pho di daerah ini. Masakan Vietnamnya lebih enak dari yang di Vietnam sendiri.
Di jalan utama China town ini terlihat pemandangan menarik. Bendera Taiwan berkibar di sebelah bendera Tiongkok. Saya pikir di satu puncak gedung lima lantai. Ternyata di degung yang berbeda. Bersebelahan.
"Hanya di New York ini bendera Tiongkok berkibar bersama bendera Taiwan," kata teman saya.
Dan perang yang lain tetap seru. Antara Trump dan empat wanita itu.
Trump sangat tidak bisa menerima. Bagaimana empat wanita itu mengkritiknya terus. Bahkan mengharuskan Trump di-impeach.
"Bagaimana orang dari negara yang begitu kacau, miskin dan penuh korupsi mengajari Amerika yang terhebat di dunia". Begitu kurang lebih logika Trump.
"Sebaiknya mereka pulang ke negara masing-masing. Membantu memperbaiki negara tersebut".
Alexandria Ocasio memang berdarah Porto Rico. Tapi lahir di New York. Bekerja sebagai pelayan bar. Sambil kuliah ekonomi di Boston University. Tahun lalu terpilih sebagai anggota DPR. Dari Dapil Bronx, New York. Dan sekarang jadi media darling.
Ada Rashida Tlaib. Wanita muda berdarah Palestina. Lahir di Michigan. Islam. Terus menuntut Trump di-impeach.
Ada Ayanna Pressley dari Massachusetts. Lulusan Boston University. Kulit hitam. Anak yang lahir dari korban perkosaan.
Dan ini dia: Ilhan Omar. Dari Minneapolis. Islam. Berjilbab. Lahir tidak di Amerika. Dia pengungsi dari Somalia. Ikut ayahnya. Saat umurnya 10 tahun. Begitu cepat Omar jadi anggota DPR. Dari Dapil yang memang begitu banyak penduduk asal Somalia.
Saya pernah salat Jumat di masjid daerah ini. Besar sekali. Penuh sekali. Jamaahnya orang asal Somalia semua.
Empat wanita ini bikin heboh terus. Mereka sebenarnya jengkel dengan ketua fraksi Demokrat, Nancy Pelosi. Yang belum juga mau meng-impeach Trump. Tapi Nancy sendiri musuh Trump nomor satu.
Nancy begitu marah dengan ucapan Trump terakhir itu. Nancy membongkar niat rasialis di balik slogal Trump. Yang bunyinya 'Make America Great Again'.
Itu, kata Nancy, ternyata punya makna tersembunyi: 'Make America White Again’.
KOMENTAR ANDA