post image
Liu Zhong Tian
KOMENTAR

Jumlah ancaman hukumannya: 465 tahun.

Tentu Pak Liu sudah berhitung. Saat melakukan itu dulu. Ia pasti punya penasihat hukum Amerika. Untuk melihat apakah ada celah melanggar hukum.

Bisa saja secara intelejen diketahui bahwa perusahaan muter-muter tadi semua di bawah kontrol pak Liu. Tapi secara hukum bisa putus sama sekali.

Entahlah.

Yang jelas Pak Liu tidak mungkin lagi berani ke Amerika. Meski ia juga punya paspor Malta. Negara kecil di Laut Tengah. Sebuah pulau di antara Italia dan Libya. Malta anggota Uni Eropa. Yang berpenduduk setengah juta jiwa. Negara terkecil nomor 9 di dunia.

Pak Liu berhasil membeli kewarganegaraan di Malta, lewat kekayaannya.

Pak Liu juga pasti tidak berani ke Kanada. Bisa langsung ditangkap. Seperti Sabrina Meng. Yang bos sekaligus anak pendiri Huawei itu.

Beratnya lagi: harga saham perusahaan Pak Liu, Zhong Wang Holding, langsung nyungsep: turun 14 persen. Kamis kemarin.

Zhong Wang Holding didirikan Pak Liu tahun 1993. Setelah dibesarkan selama 16 tahun dilakukanlah go public. Di pasar modal Hongkong.

Jalan muter-muter tadi juga kepintarannya yang lain, untuk menggoreng sahamnya.

Go public itu dilakukan tahun 2009. Nilainya terbesar di dunia di tahun itu. Pak Liu bisa mendapatkan uang dari pasar modal sebanyak Rp 20 triliun.

Pak Liu rupanya tidak hoki berbisnis di Amerika. Ia sudah dihadang sejak dua tahun lalu. Sejak ingin membeli perusahaan Amerika, pabrik aluminium yang sangat besar. Di Cleveland, Ohio. Nama perusahaannya Aleris. Tidak jauh dari Detroit, pusat industri mobil Amerika.

Padahal transaksi sudah terjadi. Pak Liu sudah setuju harganya, Rp 40 triliun. Kurang lebih.

Lima kali transaksi itu mundur dan mundur. Menunggu persetujuan CFIUS --Komite Investasi Asing di Amerika Serikat. Akhirnya Presiden Trump membatalkannya. Alasan Trump: menyangkut keamanan nasional Amerika.

Di mana hubungannya?

“Riset dan teknologi aluminium sangat vital bagi Amerika."

Ternyata begitu banyak transaksi swasta yang diblok pemerintah Amerika. Dulu pelabuhan. Lalu Aluminium. Kemudian semikonduktor.

Hampir bersamaan dengan itu pembelian Latties juga dibatalkan. Latties adalah perusahaan semikonduktor di Portland. Padahal yang membeli bukan Tiongkok. Tapi Amerika melihat: yang mendanai transaksi itu perusahaan keuangan Tiongkok.

Saya bisa membayangkan betapa stresnya Pak Liu sekarang. Untungnya tidak ada jembatan yang bisa dipakai bunuh diri di Liaoning. (Lihat DI'sWay: Pahit Kopi). Juga tidak ada sungai Netravathi yang airnya keruh.

Dan pak Liu tentu bukan VG Siddhartha. Konglomerat kopi India yang memilih mati sia-sia.


Seragam Baru

Sebelumnya

Merdeka Huey

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway