Bahkan ia bertekad mencabut kebijakan lama itu hanya dengan dekret presiden.
Belum ada gambaran kapan dekret itu dikeluarkan.
Ancaman lainnya adalah biasa: untuk Tiongkok.
Hanya kali ini tidak ada unsur hiburannya: Tiongkok membalas. Tiongkok sudah menyatakan menaikkan bea masuk barang Amerika. Sebagai balasan setimpal atas sanksi terakhir Amerika.
Kali ini kita yang terkena serpihan peluru perang itu. Pabrik tekstil terbesar di Indonesia lagi terluka: Grup Duniatex, di Solo.
Beritanya pun sampai ke mana-mana: perusahaan itu tidak kuat lagi membayar bunga pinjaman bank.
Industri tekstil Indonesia tidak ikut perang tapi ikut menderita. Memang, tidak semua laki-laki seperti Trump.
KOMENTAR ANDA