post image
KOMENTAR

Jurnal ilmiah Nature kemudian mempublikasikannya minggu lalu. Dunia arkeologi pun heboh.

Saya pun menghubungi ahli nuklir Universitas Gadjah Mada. Saya ingin tahu bagaimana nuklir dipakai untuk mengukur umur sebuah lukisan. Atau umur apa pun.

"Sudah ada detektor untuk mengukur kandungan C14 di sebuah benda," ujar Dr Yudiutomo Imardjoko, ahli nuklir UGM. "Detektor bisa membaca: di barang itu masih mengandung C14 berapa Ci," tambahnya.

Dr Yudiutomo sekarang menjabat Direktur Utama PT Ensterna, sebuah perusahaan irradiasi yang kami dirikan bersama.

Menurut Yudiu, begitu kami biasa memanggilnya, metode itu ditemukan Prof Willard Libby. Prof Libby adalah peraih hadiah Nobel bidang kimia tahun 1960.

Radiocarbon (14C) itu, katanya, adalah hasil interaksi antara sinar kosmis dan nitrogen. Radiocarbon itu lantas bergabung dengan oksigen di atmosfir. Terbentuklah carbon dioksida radioaktif. Yang digunakan tumbuhan untuk fotosintesis.

Sejak sebuah pohon atau hewan mati interaksi itu berakhir. Demikian pula sejak lukisan itu selesai dibuat.

"Kandungan 14C-nya terus menurun. Berapa sisa kandungan 14C di situ menentukan sudah berapa lama tumbuhan itu mati," ujar Dr. Yudiu.

Saya pun minta tolong wartawan harian Fajar di Pangkep, Sakina. Yang harus langsung naik motor. Harus ke Gua Leang. Untuk memotretnya. Demi DI's Way.

Teori memang menyebutkan manusia pertama ada di Afrika. Lalu menyebar. Melalui Yaman. Di Yaman itulah mereka berpisah. Ada yang ke arah utara. Ada yang ke arah timur.

Yang ke utara mencapai Jerman dan Eropa lainnya. Mereka hidup di gua-gua. Makhluk ini disebut Neanderthal. Sedikit lebih kecil dari manusia Jerman sekarang.

Waktu saya melakukan test DNA di Amerika diketahuilah: saya ini juga keturunan Neanderthal.

Dalam darah saya terdapat 2 persen darah Neanderthal. Ada juga darah Tionghoa, Arab, Indian Amerika, dan yang dominan adalah darah Asia Tenggara.

Sebagian yang mengarah ke timur sampailah ke India, Sulawesi, dan Australia. Ahli-ahli Australia antusias ke Sulawesi. Ingin mencari hubungan gua itu dengan suku asli Aborigin di sana.

Dari gua di Sulawesi itu akan banyak diungkap kenyataan baru. Tentang perjalanan sejarah manusia.

Yang tidak percaya pun akan punya banyak alasan. Dan ribuan dalih.


Seragam Baru

Sebelumnya

Merdeka Huey

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway