Di provinsi terjauh lainnya, Tibet --yang mayoritas Buddha-- hanya satu orang yang terkena corona. Itu pun sudah sembuh.
Yang mengejutkan memang tetap saja Kota Wuhan. Tiga hari yang lalu tiba-tiba saja angka penderita barunya melonjak drastis. Dari biasanya sudah turun ke kisaran 1000, menjadi 14.800.
Hari berikutnya memang turun lagi tapi masih tinggi: 4.800.
Baru kemarin sudah turun lagi menjadi 1.800 orang.
Lonjakan sampai 14.000 lebih itu ternyata bukan karena wabahnya menggila lagi. Mulai hari itu dokter dan perawat dikerahkan terjun ke masyarakat. Dokter dan perawat dari propinsi lain dikerahkan ke Wuhan.
Maka angka penderita barunya tidak lagi hanya yang datang ke klinik. Itu sudah termasuk hasil operasi jemput bola ke tengah masyarakat.
Saya pun tenang. Melonjaknya angka penderita baru akibat gerakan baru jemput bola itu.
Wuhan memang lagi 'digempur' habis-habisan. Agar wilayah sumber wabah ini cepat teratasi.
Adakah Indonesia mirip Tibet? Yang penderitanya hanya satu --itu pun kemudian sembuh?
KOMENTAR ANDA