Modi menyebut démarche 12U2 praktis, positif dan progresif yang akan menentukan kerja sama untuk generasi yang akan datang.
Langkah ini merupakan perubahan paradigma dalam "Kebijakan Melihat ke Barat" India. India mengadopsi Kebijakan Melihat ke Barat pada tahun 2005 untuk menangani negara-negara Asia Barat tetapi memperoleh momentum sejak 2014 di bawah pemerintahan Modi. Saat ini India berfokus pada negara-negara Teluk Arab, Israel dan Iran.
“Blok ini merupakan langkah brilian untuk mendapatkan lebih banyak landasan dalam 'Kebijakan Melihat ke Barat' India dan diasporanya yang cukup besar di kawasan ini. Yang masih harus dianalisis adalah sifat I2U2 yang dapat ditentukan di tahun-tahun mendatang,” jelas Roy.
India dapat memperoleh banyak manfaat melalui I2U2 di sektor transportasi di Samudra Hindia Barat, di mana bahaya kehadiran China terasa mengkhawatirkan. UEA telah menginvestasikan AS$2 miliar di berbagai area makanan di Gujarat dan Madhya Pradesh. Semakin banyak investasi dari AS, UEA dan Israel mungkin datang ke India dan perdagangan akan berkembang di masa depan sebagai bagian dari kemitraan ekonomi di bawah I2U2.
“Era minilateral menawarkan banyak ruang untuk pengaruh strategis dan India sepenuhnya siap untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut,” tutur Roy.
Meskipun merupakan kelompok minilateral, kita tidak boleh meremehkan kekuatan dan pengaruh I2U2.
Dengan populasi gabungan 1,77 miliar orang, I2U2 memiliki gabungan produk domestik bruto (PDB) sebesar $30,43 triliun atau hampir sepertiga dari PDB dunia.
Menurut laporan Global Fire Power 2022, AS berada di peringkat satu, sementara India di peringkat ke-4, Israel di posisi ke-18 dan UEA ke-36 dalam hal kekuatan militer. Kecuali UEA, semua anggota I2U2 lainnya adalah kekuatan nuklir.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh Rusia dan China bagi dunia, 12U2 harus memberikan contoh kerja sama ekonomi dan memperluas koalisinya di luar asosiasi ekonomi untuk mencakup landasan perdamaian dan keamanan internasional yang lebih luas.
KOMENTAR ANDA