Sukses yang nomor satu.
Saya ikut berharap salah satu dari dua tokoh itu bersedia jadi Dirut Garuda Indonesia.
Pasti, keduanya tidak membutuhkan jabatan itu. Jabatan itulah yang membutuhkan mereka.
Kalau baper dibawa-bawa memang tidak ketemu. Bagaimana bisa mantan menteri perhubungan menjadi dirut perusahaan penerbangan.
Dari atasan langsung menjadi bawahan langsung.
Itu hanya terjadi di universitas --mantan rektor menjadi dosen biasa. Atau mantan dekan menjadi dosen di fakultas yang sama.
Siapa pun di antara keduanya harus diberi acungan jempol. Kok bersedia 'turun gunung'. Saya pun akan rela membuatkan tulisan khusus.
Sebagai terima kasih saya pada pengorbanan mereka --terutama pengorbanan harga diri dan perasaan.
KOMENTAR ANDA